“JOSEPH LISTER”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan IPA Biologi
Dosen Pengampu : Agnes Herlina D. H., M.T., M.Sc.
Oleh:
Yohanes Sigit Tri Wahyudi
(131134036 / 3D)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN
ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
A.
Nama Tokoh
“Joseph Lister”
B.
Gambar Tokoh

Tabung
anti septik pertama
C.
Biografi Tokoh (riwayat hidup singkat dari lahir, hingga
penemuan dan meninggal)
Joseph
Lister lahir Upton, Inggris pada 1 April 1827. Lister dapat disebut sebagai
dokter jenius, karena penemuannya yang sangat berperan besar dalam bidang
kedokteran atau ilmu bedah. Lister meraih gelar dokternya pada tahun 1852 di Universitas College
London. Disaat Lister lulus itu juga dia mendapatkan
predikat sebagai mahasiswa yang cemerlang. Pada tahun 1861 Lister menjadi ahli bedah di Rumah Sakit Kerajaan Glasgow, kedudukan
yang dijabatnya selama delapan tahun. Dalam jangka waktu tersebut Lister mengembangkan metode antiseptik
dalam pembedahan. Di rumah sakit itu Lister dibebani tugas di blok baru yaitu barak operasi. Dalam tugas
tersebut dia dikejutkan oleh tingginya angka
kematian. Infeksi serius seperti kelumpuhan bagian anggota badan karena
kekurangan penyaluran darah merupakan kejadian umum yang terjadi
setelah operasi (pembedahan)
berlangsung.
Lister berusaha untuk menjaga barak militer selalu dalam keadaan bersih, tetapi hal tersebut tidak memberikan
pengaruh yang berarti.
Angka kematian masih tetap tinggi. Banyak dokter menganggap bahwa
penyebab terjadinya infeksi adalah uap udara yang keluar dari tanah di sekitar
rumah sakit militer. Namun pendapat
itu tidak sesuai
dengan yang Lister duga. Kemudian di tahun 1865, dia membaca
artikel Louis Pasteur yang
memperkenalkannya kepada teori penyakit kuman. Ini membuat Lister memiliki satu kunci gagasan baru. Apabila benar penyakit itu terjadi
karena adanya kuman,
maka pencegah terbaik melawan infeksi adalah membunuh kuman sebelum mencapai
tempat luka yang terbuka. Lister kemudian memakai "Carbolik acid" sebagai
bahan utama ramuan pembunuh kuman.
Inilah awal dimana antiseptic tercipta, Lister telah mengawali perintisannya dalam pembuatan antiseptik.
Dia tidak hanya membersihkan tangan dengan cermat
sebelum menghadapi pembedahan, tetapi juga melakukan penyemprotan terhadap peralatan bedah yang digunakan dan pakaian-pakaian yang
digunakan tim bedah dengan menggunakan carbolik acid agar sepenuhnya bersih/ steril. Lister dalam
pelaksanaan pembedahan juga benar-benar menyemprotkan "carbolik acid"
(antiseptik) ke seluruh
penjuru kamar operasi. Hasilnya
mengagumkan, angka kematian menurun. Antara tahun 1861-1865, angka kematian
rata-rata pada pria 45%, sedangkan menjelang tahun 1869 menyusut jadi 15% saja.
Karya tulis Lister pertama mengenai antiseptik yang
digagasnya
diterbitkan tahun 1867. Gagasannya tidak begitu
saja cepat diterima. Tetapi di tahun 1869 ia ditawari kedudukan sebagai Kepala
Klinik Bedah Universitas Edinburgh, dan selama tujuh tahun bekerja di sana
ketenarannya semakin meluas. Di tahun 1875 Lister berkeliling di Jerman memberikan
ceramah tentang gagasan dan metodenya; dan pada tahun 1876, kembali
diundang untuk mempresentasikan metode antiseptiknya, namun kali ini ia
melakukannya di
Amerika Serikat. Tetapi sebagian besar dokter di sana belum yakin. Sementara
itu, di tahun 1877 dia ditawari kedudukan jadi Kepala Bagian Bedah Perguruan
Tinggi Kerajaan di London yang di pegangnya selama lebih dari lima belas tahun.
Peragaan pembedahan dengan antiseptiknya di London mengundang banyak perhatian
kalangan dunia kedokteran dan pemeriksaan orang terhadap gagasannya pun semakin meluas.
Di akhir hayatnya, prinsip-prinsip pokok pembedahan
antiseptik boleh dibilang sudah diterima oleh hampir semua dokter. Lister memperoleh berbagai penghargaan atas hasil rintisannya.
Dia menjadi ketua "Royal Society" selama lima tahun, satu kedudukan
yang terhormat. Dan tak kurang pentingnya, dia menjadi dokter bedah pribadi Sri
Ratu. Penemuan Lister sungguh menjadi salah satu gebrakan
penting dalam sejarah perkembangan ilmu kedokteran dan menyelamatkan rasa cemas orang
akibat infeksi seperti terjadi di abad lampau. Lebih jauh dari itu, pembedahan
kini mampu mengatasi kerja-kerja yang rumit yang tak akan pernah terjadi di
masa lampau. Misalnya, seabad yang lampau operasi yang menyangkut pelubangan
bagian dada tak pernah terbayangkan. Berada di luar jangkauan pemikiran.
Kendati teknik pembedahan antiseptik kini berbeda dengan di jaman Lister, namun
dasar idenya serupa dan tak lain dari perluasan prinsip Lister semata. Tulisan-tulisan, ceramah-ceramah dan
peragaan Lister benar-benar meyakinkan dunia kedokteran tentang pentingnya
antiseptik dalam praktek pengobatan.
Pada 10 Februari 1912, JOSEPH Lister wafat di Walmer, Inggris.
D.
Deskripsi tentang tokoh dilihat dari aspek:
1. Produk
Penemuan Lister
bila dilihat dari aspek produk adalah Lister menemukan antiseptik yang sangat berguna dalam
praktik bedah dalam bidang kedokteran. Karena sebelum ditemukannya
antiseptik ini saat melakukan pembedahan dimungkinkan ada bakteri yang masuk
atau mengenai organ yang dibedah, sehingga menjadi tidak steril dan kemungkinan
untuk terjadi infeksi sangat besar. Kegagalan saat melakukan pembedahan hingga
menyebabkan nyawa pasien/ seseorang melayang banyak disebabkan karena infeksi
bakteri. Dengan ditemukannya antiseptik oleh Lister ini, kemungkinan akan hal
itu sangat kecil. Penemuan antiseptik ini juga sangat berguna dalam kehidupan
sehari-hari kita, misalnya saat kita menggunakannya untuk membersihkan luka
atau sebagai obat untuk mencuci tangan dan obar kumur.
2. Proses
Banyak sekali proses yang dilalui oleh Lister. Lister
melakukan berbagai macam eksperimen dalam waktu yang panjang atau lama. Dia
mengalami proses penemuannya dengan berbagai tantangan dan hambatan. Lister
berpikir keras bagaimana menangani masalah infeksi yang menyeramkan itu. Lister
merupakan seorang dokter, Lister menjadi dokter militer di barak tentara.
Proses penemuan tentang antiseptik itu berawal dari keprihatinannya dengan
banyaknya tentara yang mati akibat infeksi bakteri. Lister terus mengamati dan
berpikir, dokter-dokter yang lain menganggap bahwa penyebab terjadinya infeksi
adalah karena uap air yang keluar dari tanah di rumah sakit militer. Namun
Lister berbeda dengan pendapat itu, Lister menganggap bahwa infeksi terjadi
karena kuman dan bakteri yang masuk ke dalam luka. Lister kemudian membaca
berbagai artikel dan tanpa disengaja dia menemukan artikel Louis Pateur tentang
teori penyakit kuman. Lister lalu mencoba berpikir (proses menalar), untuk
mencegah dan membunuh kuman sebelum masuk ke tempat luka yang terbuka adalah
dengan memberikan carbolik acid. Carbolik acid mampu membunuh kuma dan bakteri
sebelum mencapai titik luka.
3. Sikap
Sikap seorang Joseph
Lister adalah pantang menyerah dan selalu berpikir keras. Lister selalu berpikir
keras untuk meraih tujuan dan harapannya. Walaupun banyak tantangan yang harus
dilewatinya. Lister memiliki pinsip yang sangat keras, hal itu dibuktikan
dengan pendapatnya yang berbeda dengan dokter-dokter yang lain mengenai
penyebab terjadinya kematian tentara-tentara. Dokter-dokter yang lain menganggap bahwa
penyebab terjadinya infeksi adalah karena uap air yang keluar dari tanah di
sekitar rumah sakit militer. Namun Lister menyangkal akan hal itu, Dia
menganggap bahwa kuman dan bakterilah yang menjadi penyebab timbulnya infeksi
yang bisa mematikan tersebut. Dugaan yang diungkapkan oleh Lister pun benar,
Lister terus mencari cairan yang mampu membunuh kuman dan bakteri. Hingga
akhirnya dia menggunakan carbolik acid sebagai bahan utama untuk membuat
antiseptik. Cairan carbolik acid mampu membunuh kuman dan bakteri
sebelum sampai di luka yang terbuka.
E. Keteladanan
Tokoh (keingintahuan, kreativitas, dsb)
Seorang Lister
patut menjadi teladan bagi kehidupan seseorang. Seorang ilmuwan yang memiliki
sikap yang baik dan patut menjadi teladan sesorang dalam bertingkah laku. Lister
memiliki rasa keingintahuan yang sangat tinggi. Sikap ini sangat penting
dimiliki oleh seorang ilmuwan. Keingitahuan inilah yang mengantarkan Lister
untuk melakukan banyak eksperimen yang mendukungnya dalam menemukan penemuan
barunya. Sikap kreatif yang dimilikinya pun sungguh sangat terlihat.
F.
Daftar Pustaka
Hart,
Michael H. 1985. Seratus Tokoh yang
Paling Berpengaruh Dalam Sejarah. Jakarta:
Pustaka Jaya.
Raditya,
Iswara N. 2013. 200 Tokoh Super Jenius
Penemu dan Perintis Dunia. Yogyakarta:
Penerbit Narasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar