MAKALAH USIP 1
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE
KELOMPOK
1:
1.
Chatarina
Titin Mugilestari 131134026
2.
Ristiana
Putri 131134032
3.
Yohanes
Sigit Tri Wahyudi 131134036
4.
Assa
Prima Sekarini 131134082
5.
Martinus
Putu Ardi K. 131134085
6.
Ratna
Dewi
Wulandari 131134136
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN
ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SANATA DHARMA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Banyak negara telah menggunakan pendekatan whole
language atau keseluruhan bahasa yang mana lingkungan sekolah perlu
mewujudkannya dengan mengajarkan bahasa secara utuh atau tidak terpisah-pisah
dan ketrampilan bahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis) diajarkan
secara terpadu. Tatanan bahasa pada anak-anak sekarang perlu
diperbaiki karena anak-anak banyak menggunakan bahasa yang tidak semestinya
(bahasa gaul). Pendekatan
whole language untuk membantu siswa dalam belajar baik untuk dilakukan namun
perlu dukungan dari lingkungan sekitar keluarga, sekolah, dan siswa itu
sendiri. Makalah ini membahas mengenai pendekatan whole language dalam
pembelajaran kepada siswa.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan Pendekatan Whole Language?
2.
Apa
saja komponen-komponen Pendekatan Whole Language?
3.
Bagaimana
penerapan Pendekatan
Whole Language?
C. Tujuan
1.
Mengetahui
maksud Pendekatan Whole Language.
2.
Mengetahui
komponen-komponen Pendekatan Whole Language.
3.
Mengetahui
penerapan Pendekatan
Whole Language.
BAB II
PEMBAHASAN
Pendekatan whole language adalah suatu
pendekatan pengajaran bahasa yang menyajikan pengajaran bahasa secara utuh atau tidak terpisah–pisah dan dengan
menggunakan keterampilan bahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pendekatan
ini dengan proses pemberian informasi
kepada siswa dan pendekatan ini sesuai untuk kelas-kelas rendah. Pembelajaran yang diberikan
secara berkesinambungan, keterampilan
berbahasa dan komponen bahasa seperti
tata bahasa dan kosakata disajikan secara utuh bermakna dan dalam situasi nyata atau otentik.
Komponen-komponen Pendekatan Whole Language
1.
Reading
Aloud adalah kegiatan membaca yang dilakukan oleh guru dan siswa. Guru dapat
menggunakan bacaan yang terdapat dalam buku teks atau buku cerita lainnya dan
membacakannya dengan suara keras dan intonasi yang benar sehingga setiap siswa
dapat mendengarkan dan menikmati ceritanya.
2.
Sustained Silent Reading (SSR) adalah kegiatan membaca dalam hati yang dilakukan
oleh siswa. Dalam kegiatan ini kesempatan untuk memilih sendiri buku atau
materi yang akan dibacanya.
3.
Journal
writing adalah ketrampilan menulis dengan mengimplementasikan pembelajaran
menulis jurnal atau menulis informal.
4.
Shared reading adalah kegiatan membaca bersama antara guru dan siswa
dan mereka
harus
mempunyai buku untuk dibaca bersama.
5.
Guided
reading adalah membaca terbimbing penekanannya bukan dalam cara membaca itu
sendiri tetapi lebih pada membaca pemahaman dan semua siswa membaca kemudian
mendiskusikan buku yang sama.
6.
Guided
writing menulis terbimbing seperti dalam membaca terbimbing, dalam menulis
terbimbing peran guru adalah sebagai fasilator, membantu siswa menemukan apa
yang ingin ditulisnya dan bagaimana menulisnya dengan jelas, sistematis, dan
menarik.
7.
Independent reading atau membaca bebas adalah kegiatan membaca yang
memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan sendiri materi yang ingin
dibacanya.
8.
Independent writing atau menulis bebas bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan
menulis,
meningkatkan kebiasaan menulis, dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Pendekatan whole
language menerapkannya kepada siswa dengan ketrampilan bahasa seperti dengan
permainan bahasa. Permainan bahasa memudahkan siswa belajar dengan pembelajaran
secara utuh seperti menyusun kalimat dengan kata yang sudah diacak
atau menyusun paragraf berdasarkan kalimat yang acak. Penerapannya harus didukung dengan multimedia,
lingkungan dan pengalaman belajar
anak. Permainan yang diperoleh dalam permainan itu berupa keterampilan
berbahasa tertentu. Adapun penerapan dalam pendekatan ini
juga dapat menggunakan dengan menulis narasi atau karangan. Dengan menulis
narasi melalui penggunaan permainan bahasa (scramble) mampu meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis narasi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Pendekatan Whole Language adalah
satu pendekatan pengajaran bahasa yang menyajikan pengajaran bahasa secara utuh atau tidak terpisah – pisah.
2. Komponen-komponen
Pendekatan Whole Language
a.
Reading
Aloud adalah kegiatan membaca yang dilakukan oleh guru dan siswa.
b.
Sustained Silent Reading (SSR) adalah kegiatan membaca dalam hati yang
dilakukan oleh siswa.
c.
Journal
writing adalah ketrampilan menulis dengan mengimplementasikan pembelajaran
menulis jurnal atau menulis informal.
d.
Shared reading adalah kegiatan membaca bersama antara guru dan
siswa.
e.
Guided
reading adalah membaca terbimbing penekanannya bukan dalam cara membaca itu
sendiri tetapi lebih pada membaca pemahaman.
f.
Guided
writing seperti dalam membaca terbimbing, dalam menulis terbimbing.
g.
Independent reading adalah kegiatan membaca yang memberi kesempatan kepada
siswa untuk menentukan sendiri materi yang ingin dibacanya.
h.
Independent writing atau menulis bebas bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan menulis, kebiasaan menulis, dan kemampuan berpikir kritis.
3.
Pendekatan Whole Language menerapkannya kepada siswa dengan ketrampilan
bahasa seperti dengan permainan bahasa.
Daftar Pustaka
Kurnia, Tiara. (2013). Penerapan Pendekatan Whole Language untuk Meningkatkan
Kemampuan
Menulis Narasi Melalui Penggunaan
Permainan Bahasa. Antologi
PGSD Bumi Siliwangi: Tidak diterbitkan.
Stephen D,
Krasen. 1999. Three arguments against
whole language and why they are wrong. Portsmouth: Heinemann.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar