Tugas Makalah Perkembangan Belajar Peserta Didik 2
“MENERAPKAN TEORI BLOOM DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA”
Dosen
Pengampu : E. D. Mayasari., S. Psi., M.A
Disusun oleh:
1.
Irina
Susilaningrum 131134025
2.
Ristiana
Putri 131134032
3.
Yohanes
Sigit Tri wahyudi 131134036
4.
Azalia
Vidyacitra 131134080
5.
Margareta
Aprilia Husadani 131134137
6.
Mara
Gandhi 131134138
7.
Agnes
Devi Rianingsih 131134169
8.
Deviani
Retno M 131134241
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN
ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Terdapat berbagai macam teori dalam perkembangan peserta didik salah satunya adalah Taksonomi Bloom. Taksonomi berasal dari dua
kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein
yang berarti mengklasifikasi dan nomos
yang berarti aturan,
jadi taksonomi memiliki arti hierarki klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan. Pencetus istilah ini adalah Benjamin Samuel Bloom,
seorang psikolog bidang pendidikan. Beliau melakukan penelitian dan pengembangan mengenai kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran.
Dalam hal ini
Bloom mengklasifikasikan menjadi tiga kemampuan intelektual yaitu kognitif,
afektif dan psikomotorik. Dalam pembelajaran tidak hanya menggunakan teori menghafal. Hafalan merupakan tingkat terendah dalam berfikir
(thinking behaviors). Tentu masih banyak level lagi yang harus dicapai agar proses pembelajaran dapat menghasilkan siswa yang kompeten dalam bidangnya.
Model Taksonomi Bloom yang sudah
direvisi telah memetakan
proses kognitif yang terjadi dalam pembelajaran kedalam 6 level yang paling rendah sampai level yang paling tinggi yaitu mengingat,
mengerti, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. (Anderson, 2001 :
66-88) Tentu jika kita ingin menciptakan pola pikir
yang berkualitas perlu diterapkan teori ini bagi siswa supaya mereka mampu berpikir secara kreatif.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
saja tingkatan atau level proses kognitif menurut teori Taksonomi Bloom?
2. Bagaimana
cara menerapkan teori Taksonomi
Bloom dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia tentang pantun?
C. Tujuan
1. Mengetahui
tingkatan atau level proses kognitif menurut teori Taksonomi Bloom.
2. Mengetahui
cara penerapan teori Taksonomi Bloom dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia tentang pantun.
BAB
II
PEMBAHASAN
·
Teori
Taksonomi
Bloom Dalam Proses Pembelajaran
Pada tahun 1956, Bloom
mengklasifikasikan dimensi
proses kognitif dalam enam kategori.
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam
3 domain :
1. Cognitive Domain (Ranah
Kognitif), yang berisi tentang perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual seperti pengetahuan, pengertian dan ketrampilan
berpikir.
2. Affektive Domain (Ranah
Afektif), yang berisi perilaku-perilaku
yang menekankan pada aspek perasaan dan emosi seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
3. Psychomotor Domain (Ranah
Psikomotor), berisi perilaku-perilaku
yang menekankan aspek ketrampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
4. Revisi Taksonomi Bloom terdiri dari dua dimensi yaitu dimensi
proses kognitif yang merupakan proses kognitif yang digunakan siswa untuk mengetahui berbagai hal. Dimensi pengetahuan merupakan jenis pengetahuan
yang akan dipelajari oleh siswa.
Revisi Taksonomi Bloom terdiri dari dua dimensi yaitu dimensi
proses kognitif yang merupakan proses kognitif yang digunakan siswa untuk mengetahui berbagai hal. Dimensi pengetahuan merupakan jenis pengetahuan
yang akan dipelajari oleh siswa.
Teori
Taksonomi Bloom :
1. Remember
(mengingat)
Yaitu menemukan kembali pengetahuan yang relevan yang sudah diketahui sebelumnya. Tujuannya adalah menghafal untuk mengingat materi pembelajaran.
a.
Mengidentifikasi
Mengingat kembali pengetahuan yang sudah pernah didapat. Ketika siswa mendapatkan informasi baru mereka dapat mengaitkan dengan pengetahuan yang sebelumnya sudah didapat.
b.
Mengingat kembali
Mengingat kembali pengetahuan yang relevan dari ingatan.
2. Understand
(mengerti)
Mengartikan materi pembelajaran dari komunikasi,
lisan, tertulis dan grafik. Tujuannya untuk mengerti dan memahami pembelajaran.
a.
Memahami
Dapat mengklarifikasi,
menggambarkan serta mengatakan dengan ungkapan yang berbeda.
b.
Menjelaskan dengan contoh-contoh
Dapat menjelaskan materi dengan berbagai contoh dan media pembelajaran supaya mudah dimengerti.
c.
Membuat Klasifikasi (membuat kategori,
membuat penggolongan)
Siswa dapat mengenali ciri-ciri yang relevan dan cocok dengan konsep tertentu.
d.
Membuat ringkasan (Membuat abstraksi, membuat generalisasi)
Membuat abstraksi tentang tema-tema pembelajaran tertentu.
e.
Menyimpulkan (menarik
konklusi, memprediksi)
Menarik kesimpulan yang logis dan relevan dari informasi
yang tersedia.
f.
Membandingkan
Menemukan hubungan antara ide, objek, dan semacamnya.
g.
Menjelaskan
Menemukan hubungan sebab-akibat dari suatu masalah.
3. Apply
(Menerapkan)
Menerapkan ilmu yang sudah didapat untuk berlatih dan memecahkan masalah.
a.
Melaksanakan
Menerapkan prosedur tertentu sebagai latihan untuk mengerjakan suatu tugas
yang sudah dikenali sebelumnya.
b.
Menerapkan
Menerapkan prosedur tertentu untuk memecahkan masalah yang belum diketahui sebelumnya.
4. Analize
(menganalisis)
Membagi-bagi materi ke dalam bagian-bagian itu yang saling berhubungan.
5. Evaluate
(mengevaluasi)
Membuat penilaian atas dasar
kriteria atau standar tertentu.
6. Create
(mencipta)
Membuat kombinasi baru, menciptakan yang baru,
membuat desain baru, menyusun karangan, serta memainkan suatu peran.
·
Menerapkan Teori Taksonomi Bloom dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dalam hal ini akan diulas mengenai teori Bloom yang akan dikaitkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Kami mengambil sampel sub tema 3 Manusia dan
Lingkungan kelas V SD.
1. Mengingat (Remember)
Guru
mengajak siswa dalam pelajaran untuk mengingat kembali pengetahuan yang sebelumnya mereka dapat. Siswa secara aktif menyebutkan apa yang mereka ketahui tentang pengertian pantun, unsur-unsur pantun,
jenis-jenis pantun. Guru berusaha
membuka
memori ingatan siswa untuk diingat kembali. Siswa diajak untuk membuat buket dari kertas bekas yang isinya tentang materi pantun agar mereka mudah untuk mengingatnya.
2. Memahami (Understand)
Setelah siswa sudah mendapatkan materi dari guru, diharapkan untuk bisa memahami apa itu
pantun. Mereka mampu menginterpretasikan sebuah benda atau lingkungan untuk mereka jadikan pantun. Misalnya guru menggambar sebuah pemandangan di papan tulis maka siswa diharapkan mampu untuk menginterpretasikan ke dalam sebuah pantun.
3. Menerapkan (Apply)
Kemudian siswa diajak untuk menerapkan ilmu yang sudah mereka dapatkan. Dari pelajaran yang
sebelumnya siswa sudah mampu menjelaskan apa itu pantun dan dapat memahami materi serta perbedaan pantun. Dalam bab ini siswa sudah mampu untuk menerapkan materi yang sudah didapat yaitu membacakan dan berbalas pantun. Siswa tidak hanya mengerti materi saja namun harus bisa mengimplementasikan di dalam kelas. Baik dinilai dari sikap,
intonasi serta ekspresi dalam membacakan. Siswa belum diajarkan untuk membuat sendiri namun dengan melihat contoh-contoh pantun mereka dapat memahami dan membaca pantun di dalam kelas.
4. Analisis (Analize)
Guru
dapat membantu siswa untuk menganalisis pantun yang mereka bacakan. Siswa diajak membuat tabel perbedaan untuk menganalisis unsur-unsur intrinsik. Guru membagi siswanya menjadi beberapa kelompok dengan cara memberikan emotikon yang berbeda kepada siswa. Emotikon yang sama itulah kelompok mereka. Dari tiap-tiap emotikon sudah ada daftar analisis apa yang harus mereka cari. Guru menyiapkan beberapa pilihan pantun untuk mereka analisis.
5. Evaluasi (Evaluate)
Setelah siswa selesai menganalisis guru melakukan evaluasi dengan berdiskusi bersama. Dari berbagai kelompok dengan tema pantun
yang berbeda disatukan dalam forum diskusi bersama sehingga masing-masing siswa mampu memahaminya. Telah disiapkan pantun dengan tema lingkungan sekitar, untuk teman sebaya,
serta alam. Siswa juga diajak untuk menilai teman lain,
guru mempersiapkan rubrik sebagai penilaian.
6. Mencipta (Create)
Sampai
di sini, siswa sudah bisa untuk membuat pantun sendiri dengan dibekali wawasan serta praktik
yang sudah dilakukan. Masing-masing siswa diberi tugas untuk membuat pantun bebas.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tingkatan
atau level proses kognitif menurut teori Taksonomi Bloom dibagi menjadi enam level,
yaitu:
a. Remember
(mengingat) adalah menemukan kembali pengetahuan yang relevan yang sudah
diketahui sebelumnya. Tujuannya adalah menghafal untuk mengingat materi
pembelajaran.
b. Understand
(mengerti) adalah mengartikan materi pembelajaran dari komunikasi, lisan,
tertulis dan grafik. Tujuannya untuk mengerti dan memahami pembelajaran.
c. Apply
(menerapkan) adalah menerapkan ilmu yang sudah didapat untuk berlatih dan
memecahkan masalah.
d. Analize
(menganalisis) adalah membagi- bagi materi kedalam bagian-bagian itu yang
saling berhubungan.
e. Evaluate
(mengevaluasi) adalah yaitu membuat penilaian atas dasar kriteria
atau standar tertentu. Kriteria yang biasa digunakan misalnya kualitas,
efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Tidak semua bentuk penilaian bersifat evaluatif. Penilaian baru bersifat evaluatif kalau
didasarkan pada kriteria yang didefinisikan dengan jelas.
f. Create
(mencipta) adalah menyatukan unsur-unsur tertentu untuk membentuk suatu
keseluruhan yang koheren atau keseluruhan yang fungsional; menyusun kembali
unsur-unsur tertentu untuk membentuk suatu pola atau struktur yang baru.
2.
Penerapan teori Taksonomi Bloom dalam
proses pembelajaran Bahasa Indonesia tentang pantun adalah yang pertama dalam
level remember (mengingat),
yaitu menemukan kembali pengetahuan
yang relevan yang sudah diketahui sebelumnya. Tujuannya adalah menghafal untuk
mengingat materi pembelajaran. Pada level kedua yaitu understand (mengerti) yaitu menginterpretasikan sebuah benda atau
lingkungan untuk mereka jadikan pantun. Level ketiga yaitu apply (menerapkan) Menerapkan ilmu yang sudah didapat untuk
berlatih dan memecahkan masalah. Tentunya menerapkan teori tentang pantun dan
menerapkannya dengan cara mengajak anak atau siswa-siswa untuk membuat pantun. Pada level yang keempat yaitu analize (menganilisis) Membagi-bagi materi kedalam
bagian-bagian itu yang saling berhubungan. Pada level kelima yaitu evaluate (mengevaluasi) Membuat penilaian atas dasar
kriteria atau standar tertentu. Pada level yang terakhir yaitu level keenam create (mencipta) Membuat kombinasi
baru, menciptakan yang baru, membuat desain baru, menyusun karangan, serta
memainkan suatu peran. Yaitu dengan cara anak-anak diajak untuk dapat membuat
atau menciptakan pantun yang merupakan hasil dari pemikirannya sendiri.
DAFTAR
REFERENSI
Anderson,
L. W., &Krathwohl, D. R. (Eds). (2001) A
taxonomy of learning, teaching, and assessment : A revision of Bloom's taxonomy
of educational objectives. New York:Longman.
Anderson, L.W.
& Krathwohl, D.R. (2010). Kerangka
landasan untuk pembelajaran, pengajaran,
dan asesmen: Revisi taksonomi pendidikan Bloom.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar