Kamis, 28 Mei 2015

Penilaian Portofolio



MAKALAH
PENILAIAN POROFOLIO
 Dosen Pembimbing: Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A.
   
Disusun Oleh:
Yohana Rina Kurniasari                  13113015
Utami Saraswati                                13113020
Yohanes Sigit Triwahyudi                13113036
Adelia Surya Puti                              13113084

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Para pakar pendidikan dan psikologi di Indonesia banyak memberikan pandangan dan analisisnya terhadap mutu pendidikan, tetapi hingga saat ini tak pernah tuntas, bahkan muncul masalah-masalah pendidikan yang baru. Masalah mutu pendidikan yang banyak dibicarakan adalah rendahnya hasil belajar peserta didik. Padahal kita tahu, bahwa hasil belajar banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain sikap dalam belajar, fasilitas belajar, motivasi, minat, bakat, pergaulan, lingkungan, dan profesionalitas guru dalam melakukan penilaian hasi belajar. Kebanyakan guru melakukan penilaian lebih menekankan pada hasil belajar, sedangkan proses belajar kurang diperhatikan. Disamping itu, guru-guru terbiasa dengan penilaian rutin yang praktis dan ekonomis, sehingga tidak heran jika guru banyak menggunkan soal yang sama dari tahun ke tahun.
Mengingat cara penilainan selama ini terdapat banyak kelemahan, maka diperkenalkan sebuah konsep penilaian baru yaitu penilaian portofolio. Penilaian ini dilakukan secara sistematis dan logis untuk mengungkapkan dan menilai peserta didik secara komprehensif, objektif, akurat, dan sesuai dengan bukti-bukti autentik yang dimiliki peserta didik.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dan karakteristik penilaian portofolio?
2.      Bagaimanakah kelebihan dan kekurangan penilaian portofolio?
3.      Bagaimanakah prinsip penilaian portofolio?
4.      Bagaimanakah contoh format penilaian portofolio?
5.      Bagaimanakah cara penulisan aitem dalam penilaian portofolio?
6.      Bagaimanakah cara pemberian skor dalam penilaian portofolio?
7.      Bagaimanakah validitas dan reabilitas dalam penilaian portofolio?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian dan karakteristik penilaian portofolio.
2.      Mengetahui kelebihan dan kelemahan penilaian portofolio.
3.      Mengetahui prinsip penilaian portofolio.
4.      Mengetahui contoh format penilaian portofolio.
5.      Mengetahui cara penulisan aitem dalam penilaian portofolio.
6.      Mengetahui cara pemberian skor dalam penilaian portofolio.
7.      Mengetahui validitas dan reabilitas dalam penilaian portofolio.





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian dan Karakteristik Penilaian Portofolio
Secara etimologis, portofolio berasal dari dua kata yaitu port (singkatan dari report) yang berarti laporan dan folio yang berarti penuh atau lengkap. Secara terminologi, portofolio adalah kumpulan karya yang disusun secara lengkap dan sistematis.
Istilah portofolio pertama kali digunakan oleh kalangan artis dan fotografer. Melalui portofolio para fotografer dapat memperlihatkan prespektif pekerjaan mereka kepada pelanggan dengan menunjukkan koleksi pekerjaan yang dimilikinya. Secara umum, portofolio merupakan kumpulan dokumen berupa objek penilaian yang dipakai seseorang, kelompok, lembaga, organisasi atau perusahaan yang bertujuan untuk mendokumentasikan dan menilai perkembangan suatu proses.
Dalam dunia pendidikan, portofolio dapat digunakan guru untuk melihat perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan kumpulan hasil karya sebagai bukti kegiatan pembelajaran. Portofolio dipandang sebagai proses sosial yaitu sebagai collection of learning experienced yang terdapat di dalam pikiran peserta didik, baik berupa pengetahuan (cognitive), keterampilan (psychomotoric), maupun sikap (affective). Artinya, portofolio bukan hanya berupa benda nyata, melainkan mencakup semua pengalaman batiniah yang dialami peserta didik.
Penilaian portofolio pada dasarnya adalah menilai karya-karya peserta didik berkaiatan dengan mata pelajaran tertentu. Semua tugas yang dikerjakan peserta didik dikumpulkan, dan diakhir satu unit program pembelajaran diberikan penilaian. Selain dapat digunakan untuk memantau perkembangan peserta didik, penilaian portofolio juga sangat bermanfaat bagi guru untuk menilai kebutuhan (need), minat (interst), kemampuan akademik (abilities), dan karakteristik peserta didik secara perorangan.
Menurut Barton dan Collins dalam S.Supranata dan M.Hatta (2004) terdapat beberapa karakteristik esensial penilaian portofolio, yaitu multisumber, autentik, dinamis, eksplisit, integrasi, kepemilikan, dan beragam tujuan.
a.       Multisumber
Pelaksanaan portofolio harus dilakukan dari berbagai sumber, seperti peserta didik, guru, orang tua, masyarakat, dan evidence (hasil karya) seperti gambar, lukisan, jurnal, baik secara tertulis maupun tindakan.
b.      Autentik
Evidence tersebut harus berhubungan dengan program pembelajaran, kegiatan, standat kompetensi, kompetensi dasar dan indicator yang hendak dicapai. Misalnya jika guru ingin mengetahui kemampuan peserta didik tentang keterampilan bermain alat music, maka guru harus menilai secara langsung setiap peserta didik dalam menggunakan alat musik, bukan dengan memberi tes tertulis tentang pengetahuan alat musik.
c.       Dinamis
Penilaian portofolio menuntut adanya pertumbuhan dan perkembangan dari setiap peserta didik.
d.      Eksplisit
Penilaian portofolio harus jelas, baik jenis, teknik, prosedur maupun kompetensi yang akan diukur.
e.       Integrasi
Penilaian portofolio tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik tidak jauh dari pengalaman yang mereka alami.
f.       Kepemilikan
Hal yang sangat penting dalam penilaian portofolio adalah adanya rasa memiliki bagi setiap peserta didik terhadap semua evidence yang dikumpulkan guru, sehingga peserta didik dapat menjaga dengan baik semua evidence.
g.      Beragam tujuan
Pelaksanaan penilaian portofolio bukan hanya mengacu pada kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik, tetapi juga tujuan-tujuan lain yang bermanfaat bagi program pembelajaran, seperti keefektifan program, perkembangan peserta didik, dan dapat dijadikan alat komunikasi peserta didik ke berbagai pihak yang berkepentingan.
Tujuan portofolio adalah menghargai perkembangan peserta didik, mendokumentasikan proses pembelajaran, memberi perhatian pada prestasi kerja, merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimen, meningkatkan efektivitas proses pembelajaran, bertukar informasi antara orang tua peserta didik dengan guru lain, mempercepat pertumbuhan konsep diri positif peserta didik, meningkatkan kemampuan refleksi diri, dan membantu peserta didik merumuskan tujuan. Selanjutnya, Direktorat PLP.Ditjen Dikdasmen-Depdiknas mengemukakan bahwa penilaian portofolio dapat digunakan untuk memperlihatkan perkembangan pemikiran atau pemahaman siswa pada periode waktu tertentu, menunjukkan suatu pemahaman dari beberapa konsep, topik, dan isu yang diberikan, mendemonstrasikan perbedaan bakat, mendemonstrasikan kemampuan untuk memproduksi atau mengkreasi suatu pekerjaan baru secara orisinil, mendokumentasikan kegiatan selama periode waktu tertentu, mendemonstrasikan kemampuan menampilkan suatu karya seni, mendemonstrasikan kemampuan mengintegrasikan teori dan praktek, dan merefleksikan nilai-nilai individual atau pandangan dunia secara lebih luas.
Apabila dilihat dari jumlah peserta didik, penilaian portofolio dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1.      Portofolio perseorangan
Jenis portofolio ini menunjukkan tahapan pembelajaran dan menyajikan catatan perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu.  Membantu peserta didik mengidentifikasi tujuan pembelajaran, perkembangan hasil belajar, dan pencapaian hasil belajar.
2.      Portofolio Produk
Menekankan pada penugasan dari tugas yang dituntut dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indicator hasil belajar, serta hanya menunjukkan evidence yang paling baik tanpa memperhatikan bagaimna dan kapan evidence tersebut diperoleh. Tujuannya untuk mendokumentasikan dan merefleksikan kualitas prestasi yang telah dicapai.

B.     Kelebihan dan Kekurangan Portofolio
Setiap konsep atau model penilaian tentu ada kelebihan dan kekurangannya. Begitu juga dengan model penilaian portofolio. Kelebihan model penilaian portofolio, antara lain sebagai berikut:
1.      Dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik dari waktu ke waktu berdarkan feed-back dan refleksi diri.
2.      Membantu guru melakukan penilain secara adil, objektif, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan tanpa mengurangi kreativitas peserta didik di kelas.
3.      Mengajak peserta didik untuk belajar bertanggungjawab terhadap apa yang telah mereka kerjakan, baik di kelas maupun di luar kelas dalam rangkaian implementasi program pembelajaran.
4.      Meningkatkan peran serta peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan penilaian.
5.      Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan kemampuan mereka.
6.      Membantu guru mengklarifikasi dan mengidentifikasi program pembelajaran.
7.      Terlibatnya berbagai pihak, seperti orang tua, guru, komite sekolah, dan masyarakat lainnya dalam melihat pencapaian kemampuan peserta didik.
8.      Memungkinkan peserta didik melakukan penilaian diri (self assessment), refleksi dan mengembangkan kemampuan berpikirkritis (critical thinking).
9.      Memungkinkan guru melakukan penilaian secara fleksibel, tetapi tetap mengacu pada kompetensi dasar dan indikator hasil belajar yang ditentukan.
10.  Guru dan peserta didik sama-sama bertanggungjawab untuk merancang dan menilai kemajuan belajar.
11.  Dapat digunakan untuk menilai kelas yang heterogen antara peserta didik yang pandai dan kurang pandai.
12.  Memungkinkan guru memberikan hadiah terhadap setiap usaha belajar peserta didik.
Adapun kekurangan penilaian portofolio, antara lain sebagai berikut:
1.      Membutuhkan waktu dan kerja ekstra.
2.      Penilaian portofolio dianggap kurang rellabel dengan bentuk penilaian yang lain.
3.      Ada kencenderungan guru hanya memperhatikan pencapaian akhir sehingga proses penilaian kurang mendapat perhatian.
4.      Jika guru melaksanakan proses pembelajaran yang bersifat teacher-oriented, kemungkinan besar inisiatif dan kreativitas peserta didik akan terbelenggu sehingga penilaian portofolio tidak dapat dilaksanakan dengan baik.
5.      Orang tua peserta didik sering berpikir skeptic karena laporan hasil belajar anaknya tidak berbentuk angka.
6.      Penilaian portofolio masih relative baru sehingga banyak guru, orang tua dan peserta didik yang belum mengetahui dan memahaminya.
7.      Tidak tersedianya kriteria penilaian yang jelas.
8.      Analisis terhadap penilaian portofolio agak sulit dilakukan sebagai akibat dikuranginya penggunaan angka.
9.      Sulit dilakukan terutama menghadapi ujian dalam skala nasional.
10.  Dapat menjebak peserta didik jika terlalu sering menggunakan format yang lengkap dan detail.

C.    Prinsip-prinsip Penilaian Portofolio
Proses penilaian portofolio menuntut terjadinya interaksi multiarah, yaitu dari guru ke peserta didik, dari peserta didik ke guru, dan antarpeserta didik. Prinsip-prinsip penilaian portofolio menurut Direktorat PLP Ditjen Dikdasmen Depdiknas meliputi mutual trust, confidentiality, join ownership, satisfaction, dan relevance.
  1. Mutual Trust (saling mempercayai), artinya jangan ada saling mencurigai amtara guru dengan peserta didik maupun antarpeserta didik. Untuk membangun suasana penilaian yang kondusif, dibutuhkan rasa saling percaya, saling membantu, terbuka, jujur, dan adil. Guru hendaknya menciptakan suasana penilaian yang kondusif, wajar, dan alami sehibgga hasil penilaian benar-benar menggambarkan kemampuan peserta didik.
  2. Confidentiality (keberhasilan bersama), artinya guru harus menjaga semua hasil pekerjaan peserta didik dan dokumen yang ada, baik perseorangan maupun kelompok, tidak boleh diberikan atau diperlihatkan kepada siapapun sebelum diadakan pameran. Hal ini medimaksudkan agar peserta didik yang mempunyai kelemahan tidak merasa dipermalukan. Menjaga keberhasilan ini juga memotivasi peserta didik untuk memperbaiki hasil pekerjaan peserta didik dan meningkatkan kepercayaan kepada guru.
  3. Joint Ownership (milik bersama), artinya semua hasil pekerjaan peserta didik dan dokumen ada harus menjadi milik bersama antara guru dan peserta didik karena itu harus dijaga bersama, baik penempatannya maupun penyimpanannya. Guru harus memberi kemudahan kepada peserta didik untuk melihat, menyimpan, san mengambil kembali portofolio mereka. Hal ini dimaksudkan juga untuk menumbuhkan tanggung jawab peserta didik.
  4. Satisfaction (kepuasan), artinya semua dokumen dalam rangka pencapaian standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator harus dapat memuaskan semua pihak, baik guru, orang tua, maupun peserta didik, karena dokumen tersebut merupakan bukti karya terbaik peserta didik sebagai hasil pembinaan guru.
  5. Relevance (kesesuaian), artinya dokumen yang ada harus sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang diharapkan. Kesesuaian ini berkaitan dengan prinsip kepuasan.
Di samping prinsip tersebut di atas, S. Supranata dan M. Hatta (2004) menambahkan tiga prinsip, yaitu penciptaan budaya mengajar, refleksi bersama, serta proses dan hasil.  Penilaian portofolio hanya dapat dilakukan jika pembelajarannya pun menggunakan pendekekatan portofolio. Artinya, jika dalam pembelajaran guru hanya menuntut peserta didik untuk menghafal pengetahuan atau fakta yang rendah, maka penilaian portofolio akan tidak bermakna. Penilaian portofolio akan efektif apabila pembelajarannya menuntut peserta didik untuk menunjukkan kemampuan yang nyata dan menggambarkan pengembangan aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai pada taraf yang tinggi.
Prinsip penilaian portofolio yang lain adalah memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan refleksi bersama-sama. Peserta didik dapat merefleksikan tentang proses berpikir mereka sendiri, kemampuan pemahaman mereka sendiri, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Tidak hanya itu, penilaian portofolio harus diarahkan untuk menilai proses belajar peserta didik, seperti catatan perilaku harian, sikap dan motivasi belajar, antusias tidaknya dalam mengikuti pembelajaran. Bukan hanya proses belajar, akan tetapi juga meliputi hasil akhir dari suatu tugas uang diberikan guru.

D.    Contoh Penilaian Portofolio
Dalam penilaian portofolio hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip dokumentasi portofolio antara lain kelengkapan dan ketepatan data, ketepatan waktu, tingkat keterbacaan, praktis, sistematis, dan relevan. Contoh format penilaian portofolio salah satunya bisa menggunakan model skala dengan 3 kritera seperti : baik, cukup, dan kurang. Berikut contoh format penilaian portofolio proses dan produk.
FORMAT PENILAIAN PORTOFOLIO PROSES
Kompetensi Dasar:
Mengoperasikan computer berbasis Windows 2007
Nama     : Angga Zalindra Nugraha
Tanggal  : 20 November 2008
Indikator
PENILAIAN

1.      Melakukan pengetikan dengan Windows 2007.
2.      Melakukan layout naskah dengan Word 2007
3.      Mencetak naskah yang telah dibuat.
4.      Membuat table dan gambar.
5.      Memasukkan gambar ke dalam file.
Baik
Cukup
Kurang



Dicapai melalui:
Komentar guru:
-          Batuan guru
-          Seluruh kelas
-          Perorangan
Komentar orang tua:

FORMAT PENILAIAN PORTOFOLIO PRODUK
No
Aspek-aspek Penilaian
Indikator
Skor
Keterangan
01
Persiapan
I


II


III


02
Pembuatan
Umum


Modifikasi


Khusus


03
Komponen Penilaian
Disain


Bahan


Kreativitas


Orisinalitas



Jumlah Skor




Nilai




Bandung,
Guru,

……………………………………


Kriteria Penilaian:
Jumlah Skor:         91-100 = Sangat Memuaskan
                              81-90   = Memuaskan
                              71-80   = Baik
                              61-70   = Cukup
                              < 60     = Kurang

E.     Penulisan Aitem atau Bahan-bahan Penilaian Portofolio
Pada prinsipnya, setiap tindakan belajar peserta didik harus diberikan penghargaan. Tujuannya adalah untuk memberikan penguatan dan semangat belajar. Penghargaan tersebut dapat berbentuk tulisan atau lisan. Semua penghargaan tersebut dapat dijadikan bahan penilaian portofolio. Bahan penilaian portofolio bisa juga diambil dari hasil pekerjaan peserta didik, seperti Lembar Kerja Siswa, hasil rangkuman, gambar, klipping, hasil kerja kelompok, hasil tes, buku catatan dan hal-hal yang meyangkut pribadi peserta didik.
Di samping itu, bahan penilaian portofolio dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu:
1.      Penghargaan yang diperoleh peserta didik, baik tertulis maupun lisan, seperti sertifikat hasil lomba atau cacatan guru tentang penghargaan lisan yang pernah diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
2.      Hasil pekerjaan peserta didik, seperti Lembar Kerja Siswa (LKS), klipping, gambar, hasil ulangan, hasil kerja kelompok, dan hasil rangkuman.
3.      Catatan/ laporan dari orang tua peserta didik atau teman sekelas.
4.      Catatan pribadi peserta didik, seperti bukti kehadiran, hasil presentasi dari tugas-tugas yang selesai dikerjakan, catatan-catatan kejadian khusus (anecdotal records), dan daftar kehadiran.
5.      Bahan-bahan lain yang relevan, yaitu (a) bahan yang dapat memberikan informasi tentang perkembangan yang dialami peserta didik, dan (b) bahan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan tentang kurikulum dan pembelajaran.
6.      Alat-alat audio-visual, video atau disket.
Setelah semua bahan penilaian portofolio dikumpulkan, kemudian disusun dan disimpan dalam sebuah dokumen. Dalam rangka penataan sebuah dokumen, guru hendaknya memperhatikan hal-hal sebagi berikut:
      Pertama, setiap dokumen harus dibuat identitas peserta didik, seperti nama, nomor induk, kelas, dan nama sekolah.
      Kedua, untuk mempermudah pengecekan isi dokumen, maka setiap dokumen harus dibuat daftar isi dokumen.
      Ketiga, isi dokumen harus dimasukkan ke dalam satu map atau folder dan disusun secara sistematis sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan.
      Keempat, isi dokumen hendaknya dikelompokkan sesuai dengan mata pelajaran dan setiap mata pelajaran diberikan warna yang berbeda.
      Kelima, setiap isi dokumen harus ada cacatan atau komentar dari guru dan orang tua.
      Keenam, isi dokumen hendaknya tidak ditentukan sepihak oleh guru, tetapi harus melibatkan peserta didik melalui proses diskusi. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik tidak hanya dijadikan sebagai objek penilaian tetapi juga subjek penilaian.

F.     Pemberian Skor atau Penilaian Portofolio
Menurut Anthoni J. Nitko (1996), ada enam tahap untuk menggunakan sebuah system portofolio (six steps for crafting a portfolio system), yaitu “mengidentifikasi tujuan dan fokus portofolio, mengidentifikasi isi materi umum yang akan dinilai, mengidentifikasi pengorganisasian portofolio, menggunakan portofolio dalam praktik, evaluasi pelaksanaan portopolio, dan evaluasi portopolio secara umum”.


Tahap-tahap penilaian portofolio yang disarankan adalah sebagai berikut.
1.      Menentukan tujuan dan fokus portofolio. Hal ini dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
a.       Mengapa portofolio itu akan dilakukan?
b.      Tujuan pembelajaran dan  tujuan kurikulum (dalam hal ini kompetensi dasar) apa yang yang akan dicapai?
c.       Alat penilaian yang bagaimana yang tepat untuk menilai tujuan tersebut?
d.      Apakah portofolio akan difokuskan pada hasil pekerjaan yang baik, pertumbuhan dan kemajuan belajar, atau keduanya?
e.       Apakah portofolio itu akan digunakan untuk formatif, sumatif,  diagnostik atau semuanya?
f.       Siapa yang akan dilibatkan dalam menentukan tujuan , fokus, dan pengaturan (organization) portofolio?
2.      Menentukan isi portofolio
Setelah menentukan tujuan, langkah selanjutnya adalah menentukan isi portofolio. Dengan demikian, isi portofolio tentunya harus sesuai dengan tujuan portofolio. Isi potofolio harus menunjukkan kemampuan peserta didik sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Untuk itu, semua kegiatan pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas harus selalu diamati dan dinilai.
3.      Mengembangkan criteria penilaian
Kriteria penilaian harus dirumuskan dengan jelas, baik yang berhubungan dengan proses pembelajaran maupun hasil belajar yang diharapkan. Kriteria penilaian sangat bergantung pada kompetensi, cara menilai dan evidence yang dinilai.
4.      Menyusun format penilaian
Sebagaimana isi dan criteria penilaian, maka format penilaian pun harus mengacu pada tujuan. Format penilaian banyak modelnya
5.      Mengidentifikasi pengorganisasian portofolio. Siapa yang akan terlibat dalam portofolio tersebut?
6.      Menggunakan portofolio dalam praktik.
7.      Menilai pelaksanaan portofolio.
8.      Menilai portofolio secara umum.



          




BAB III
KESIMPULAN
1.    Portofolio berasal dari dua kata yaitu port (singkatan dari report) yang berarti laporan dan folio yang berarti penuh atau lengkap. Secara terminologi, portofolio adalah kumpulan karya yang disusun secara lengkap dan sistematis. Penilaian portofolio pada dasarnya adalah menilai karya-karya peserta didik berkaiatan dengan mata pelajaran tertentu. Menurut Barton dan Collins dalam S.Supranata dan M.Hatta (2004) terdapat beberapa karakteristik esensial penilaian portofolio, yaitu multisumber, autentik, dinamis, eksplisit, integrasi, kepemilikan, dan beragam tujuan.
2.    Kelebihan model penilaian portofolio adalah dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik dari waktu ke waktu berdarkan feed-back dan refleksi diri serta membantu guru melakukan penilain secara adil, objektif, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan tanpa mengurangi kreativitas peserta didik di kelas, dsb. Adapun kekurangan penilaian portofolio, antara lain membutuhkan waktu dan kerja ekstra serta dianggap kurang reliabel dengan bentuk penilaian yang lain.
3.    Prinsip-prinsip penilaian portofolio menurut Direktorat PLP Ditjen Dikdasmen Depdiknas meliputi mutual trust, confidentiality, join ownership, satisfaction, dan relevance.
4.    Penilaian portofolio terdiri dari penilaia proses dan produk yang hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip dokumentasi portofolio antara lain kelengkapan dan ketepatan data, ketepatan waktu, tingkat keterbacaan, praktis, sistematis, dan relevan. Contoh format penilaian portofolio salah satunya bisa menggunakan model skala dengan 3 kritera seperti : baik, cukup, dan kurang.
5.    Bahan penilaian portofolio dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu penghargaan yang diperoleh, hasil pekerjaan peserta didik, catatan/ laporan dari orang tua peserta didik atau teman sekelas, catatan pribadi, bahan-bahan lain yang relevan, dan alat-alat audio-visual, video atau disket.
6.    Tahap-tahap penilaian portofolio yang disarankan yaitu menentukan tujuan dan fokus portofolio, menentukan isi portofolio, mengembangkan kriteria penilaian, menyusun format penilaian , mengidentifikasi pengorganisasian portofolio, menggunakan portofolio dalam praktik, menilai pelaksanaan portofolio, dan menilai portofolio secara umum.
7.    Mengetahui validitas dan reabilitas dalam penilaian portofolio.




DAFTAR REFERENSI

Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Muchlis, Masnur. (2011). Penilaian berbasis kelas dan kompetensi. Bandung
PT Rafika Aditama

Sukardi. (2014). Evaluasi program pendidikan dan kepelantikan. Jakarta:
Bumi Aksara.

Widoyoko, Eko Putro. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta:Pustaka
Pelajar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar