MAKALAH
PENILAIAN POROFOLIO
Dosen Pembimbing: Laurensia Aptik Evanjeli,
S.Psi., M.A.
Disusun
Oleh:
Yohana
Rina Kurniasari 13113015
Utami
Saraswati 13113020
Yohanes
Sigit Triwahyudi 13113036
Adelia Surya Puti 13113084
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN
ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para
pakar pendidikan dan psikologi di Indonesia banyak memberikan pandangan dan analisisnya
terhadap mutu pendidikan, tetapi hingga saat ini tak pernah tuntas, bahkan
muncul masalah-masalah pendidikan yang baru. Masalah mutu pendidikan yang
banyak dibicarakan adalah rendahnya hasil belajar peserta didik. Padahal kita
tahu, bahwa hasil belajar banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain
sikap dalam belajar, fasilitas belajar, motivasi, minat, bakat, pergaulan,
lingkungan, dan profesionalitas guru dalam melakukan penilaian hasi belajar. Kebanyakan
guru melakukan penilaian lebih menekankan pada hasil belajar, sedangkan proses
belajar kurang diperhatikan. Disamping itu, guru-guru terbiasa dengan penilaian
rutin yang praktis dan ekonomis, sehingga tidak heran jika guru banyak
menggunkan soal yang sama dari tahun ke tahun.
Mengingat
cara penilainan selama ini terdapat banyak kelemahan, maka diperkenalkan sebuah
konsep penilaian baru yaitu penilaian portofolio. Penilaian ini dilakukan
secara sistematis dan logis untuk mengungkapkan dan menilai peserta didik
secara komprehensif, objektif, akurat, dan sesuai dengan bukti-bukti autentik
yang dimiliki peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian dan
karakteristik penilaian portofolio?
2.
Bagaimanakah kelebihan
dan kekurangan penilaian portofolio?
3.
Bagaimanakah prinsip
penilaian portofolio?
4.
Bagaimanakah contoh
format penilaian portofolio?
5.
Bagaimanakah cara
penulisan aitem dalam penilaian portofolio?
6.
Bagaimanakah cara pemberian
skor dalam penilaian portofolio?
7. Bagaimanakah validitas dan reabilitas
dalam penilaian portofolio?
C. Tujuan
1.
Mengetahui pengertian dan
karakteristik penilaian portofolio.
2.
Mengetahui kelebihan
dan kelemahan penilaian portofolio.
3.
Mengetahui prinsip
penilaian portofolio.
4.
Mengetahui contoh
format penilaian portofolio.
5.
Mengetahui cara
penulisan aitem dalam penilaian portofolio.
6.
Mengetahui cara
pemberian skor dalam penilaian portofolio.
7. Mengetahui validitas dan reabilitas
dalam penilaian portofolio.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan
Karakteristik Penilaian Portofolio
Secara
etimologis, portofolio berasal dari dua kata yaitu port (singkatan dari report)
yang berarti laporan dan folio yang
berarti penuh atau lengkap. Secara terminologi, portofolio adalah kumpulan
karya yang disusun secara lengkap dan sistematis.
Istilah
portofolio pertama kali digunakan oleh kalangan artis dan fotografer. Melalui
portofolio para fotografer dapat memperlihatkan prespektif pekerjaan mereka
kepada pelanggan dengan menunjukkan koleksi pekerjaan yang dimilikinya. Secara
umum, portofolio merupakan kumpulan dokumen berupa objek penilaian yang dipakai
seseorang, kelompok, lembaga, organisasi atau perusahaan yang bertujuan untuk
mendokumentasikan dan menilai perkembangan suatu proses.
Dalam
dunia pendidikan, portofolio dapat digunakan guru untuk melihat perkembangan
peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan kumpulan hasil karya sebagai
bukti kegiatan pembelajaran. Portofolio dipandang sebagai proses sosial yaitu
sebagai collection of learning
experienced yang terdapat di dalam pikiran peserta didik, baik berupa pengetahuan
(cognitive), keterampilan (psychomotoric), maupun sikap (affective). Artinya, portofolio bukan
hanya berupa benda nyata, melainkan mencakup semua pengalaman batiniah yang
dialami peserta didik.
Penilaian
portofolio pada dasarnya adalah menilai karya-karya peserta didik berkaiatan
dengan mata pelajaran tertentu. Semua tugas yang dikerjakan peserta didik
dikumpulkan, dan diakhir satu unit program pembelajaran diberikan penilaian.
Selain dapat digunakan untuk memantau perkembangan peserta didik, penilaian
portofolio juga sangat bermanfaat bagi guru untuk menilai kebutuhan (need), minat (interst), kemampuan akademik (abilities),
dan karakteristik peserta didik secara perorangan.
Menurut
Barton dan Collins dalam S.Supranata dan M.Hatta (2004) terdapat beberapa karakteristik
esensial penilaian portofolio, yaitu multisumber, autentik, dinamis, eksplisit,
integrasi, kepemilikan, dan beragam tujuan.
a.
Multisumber
Pelaksanaan
portofolio harus dilakukan dari berbagai sumber, seperti peserta didik, guru,
orang tua, masyarakat, dan evidence (hasil karya) seperti gambar, lukisan,
jurnal, baik secara tertulis maupun tindakan.
b.
Autentik
Evidence
tersebut harus berhubungan dengan program pembelajaran, kegiatan, standat
kompetensi, kompetensi dasar dan indicator yang hendak dicapai. Misalnya jika
guru ingin mengetahui kemampuan peserta didik tentang keterampilan bermain alat
music, maka guru harus menilai secara langsung setiap peserta didik dalam menggunakan
alat musik, bukan dengan memberi tes tertulis tentang pengetahuan alat musik.
c.
Dinamis
Penilaian
portofolio menuntut adanya pertumbuhan dan perkembangan dari setiap peserta
didik.
d.
Eksplisit
Penilaian
portofolio harus jelas, baik jenis, teknik, prosedur maupun kompetensi yang
akan diukur.
e.
Integrasi
Penilaian
portofolio tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik
tidak jauh dari pengalaman yang mereka alami.
f.
Kepemilikan
Hal yang sangat
penting dalam penilaian portofolio adalah adanya rasa memiliki bagi setiap
peserta didik terhadap semua evidence yang dikumpulkan guru, sehingga peserta
didik dapat menjaga dengan baik semua evidence.
g.
Beragam tujuan
Pelaksanaan penilaian
portofolio bukan hanya mengacu pada kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta
didik, tetapi juga tujuan-tujuan lain yang bermanfaat bagi program
pembelajaran, seperti keefektifan program, perkembangan peserta didik, dan
dapat dijadikan alat komunikasi peserta didik ke berbagai pihak yang
berkepentingan.
Tujuan
portofolio adalah menghargai perkembangan peserta didik, mendokumentasikan
proses pembelajaran, memberi perhatian pada prestasi kerja, merefleksikan
kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimen, meningkatkan efektivitas
proses pembelajaran, bertukar informasi antara orang tua peserta didik dengan
guru lain, mempercepat pertumbuhan konsep diri positif peserta didik, meningkatkan
kemampuan refleksi diri, dan membantu peserta didik merumuskan tujuan. Selanjutnya,
Direktorat PLP.Ditjen Dikdasmen-Depdiknas mengemukakan bahwa penilaian
portofolio dapat digunakan untuk memperlihatkan perkembangan pemikiran atau
pemahaman siswa pada periode waktu tertentu, menunjukkan suatu pemahaman dari
beberapa konsep, topik, dan isu yang diberikan, mendemonstrasikan perbedaan
bakat, mendemonstrasikan kemampuan untuk memproduksi atau mengkreasi suatu
pekerjaan baru secara orisinil, mendokumentasikan kegiatan selama periode waktu
tertentu, mendemonstrasikan kemampuan menampilkan suatu karya seni,
mendemonstrasikan kemampuan mengintegrasikan teori dan praktek, dan
merefleksikan nilai-nilai individual atau pandangan dunia secara lebih luas.
Apabila dilihat
dari jumlah peserta didik, penilaian portofolio dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu:
1.
Portofolio perseorangan
Jenis portofolio ini menunjukkan tahapan
pembelajaran dan menyajikan catatan perkembangan peserta didik dari waktu ke
waktu. Membantu peserta didik
mengidentifikasi tujuan pembelajaran, perkembangan hasil belajar, dan
pencapaian hasil belajar.
2.
Portofolio Produk
Menekankan pada penugasan dari tugas
yang dituntut dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indicator hasil
belajar, serta hanya menunjukkan evidence yang paling baik tanpa memperhatikan
bagaimna dan kapan evidence tersebut diperoleh. Tujuannya untuk
mendokumentasikan dan merefleksikan kualitas prestasi yang telah dicapai.
B.
Kelebihan dan Kekurangan Portofolio
Setiap konsep
atau model penilaian tentu ada kelebihan dan kekurangannya. Begitu juga dengan
model penilaian portofolio. Kelebihan model penilaian portofolio, antara lain
sebagai berikut:
1.
Dapat melihat pertumbuhan
dan perkembangan kemampuan peserta didik dari waktu ke waktu berdarkan
feed-back dan refleksi diri.
2.
Membantu guru melakukan
penilain secara adil, objektif, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan
tanpa mengurangi kreativitas peserta didik di kelas.
3.
Mengajak peserta didik
untuk belajar bertanggungjawab terhadap apa yang telah mereka kerjakan, baik di
kelas maupun di luar kelas dalam rangkaian implementasi program pembelajaran.
4.
Meningkatkan peran
serta peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan penilaian.
5.
Memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk meningkatkan kemampuan mereka.
6.
Membantu guru
mengklarifikasi dan mengidentifikasi program pembelajaran.
7.
Terlibatnya berbagai
pihak, seperti orang tua, guru, komite sekolah, dan masyarakat lainnya dalam
melihat pencapaian kemampuan peserta didik.
8.
Memungkinkan peserta
didik melakukan penilaian diri (self
assessment), refleksi dan mengembangkan kemampuan berpikirkritis (critical thinking).
9.
Memungkinkan guru
melakukan penilaian secara fleksibel, tetapi tetap mengacu pada kompetensi
dasar dan indikator hasil belajar yang ditentukan.
10. Guru
dan peserta didik sama-sama bertanggungjawab untuk merancang dan menilai
kemajuan belajar.
11. Dapat
digunakan untuk menilai kelas yang heterogen antara peserta didik yang pandai
dan kurang pandai.
12. Memungkinkan
guru memberikan hadiah terhadap setiap usaha belajar peserta didik.
Adapun kekurangan penilaian
portofolio, antara lain sebagai berikut:
1.
Membutuhkan waktu dan
kerja ekstra.
2.
Penilaian portofolio
dianggap kurang rellabel dengan bentuk penilaian yang lain.
3.
Ada kencenderungan guru
hanya memperhatikan pencapaian akhir sehingga proses penilaian kurang mendapat
perhatian.
4.
Jika guru melaksanakan
proses pembelajaran yang bersifat teacher-oriented,
kemungkinan besar inisiatif dan kreativitas peserta didik akan terbelenggu
sehingga penilaian portofolio tidak dapat dilaksanakan dengan baik.
5.
Orang tua peserta didik
sering berpikir skeptic karena laporan hasil belajar anaknya tidak berbentuk
angka.
6.
Penilaian portofolio
masih relative baru sehingga banyak guru, orang tua dan peserta didik yang
belum mengetahui dan memahaminya.
7.
Tidak tersedianya
kriteria penilaian yang jelas.
8.
Analisis terhadap
penilaian portofolio agak sulit dilakukan sebagai akibat dikuranginya
penggunaan angka.
9.
Sulit dilakukan
terutama menghadapi ujian dalam skala nasional.
10. Dapat
menjebak peserta didik jika terlalu sering menggunakan format yang lengkap dan
detail.
C.
Prinsip-prinsip Penilaian Portofolio
Proses penilaian portofolio menuntut terjadinya interaksi
multiarah, yaitu dari guru ke peserta didik, dari peserta didik ke guru, dan
antarpeserta didik. Prinsip-prinsip penilaian portofolio menurut Direktorat PLP
Ditjen Dikdasmen Depdiknas meliputi mutual trust, confidentiality, join ownership, satisfaction, dan relevance.
- Mutual Trust (saling mempercayai), artinya jangan ada saling mencurigai amtara guru dengan peserta didik maupun antarpeserta didik. Untuk membangun suasana penilaian yang kondusif, dibutuhkan rasa saling percaya, saling membantu, terbuka, jujur, dan adil. Guru hendaknya menciptakan suasana penilaian yang kondusif, wajar, dan alami sehibgga hasil penilaian benar-benar menggambarkan kemampuan peserta didik.
- Confidentiality (keberhasilan bersama), artinya guru harus menjaga semua hasil pekerjaan peserta didik dan dokumen yang ada, baik perseorangan maupun kelompok, tidak boleh diberikan atau diperlihatkan kepada siapapun sebelum diadakan pameran. Hal ini medimaksudkan agar peserta didik yang mempunyai kelemahan tidak merasa dipermalukan. Menjaga keberhasilan ini juga memotivasi peserta didik untuk memperbaiki hasil pekerjaan peserta didik dan meningkatkan kepercayaan kepada guru.
- Joint Ownership (milik bersama), artinya semua hasil pekerjaan peserta didik dan dokumen ada harus menjadi milik bersama antara guru dan peserta didik karena itu harus dijaga bersama, baik penempatannya maupun penyimpanannya. Guru harus memberi kemudahan kepada peserta didik untuk melihat, menyimpan, san mengambil kembali portofolio mereka. Hal ini dimaksudkan juga untuk menumbuhkan tanggung jawab peserta didik.
- Satisfaction (kepuasan), artinya semua dokumen dalam rangka pencapaian standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator harus dapat memuaskan semua pihak, baik guru, orang tua, maupun peserta didik, karena dokumen tersebut merupakan bukti karya terbaik peserta didik sebagai hasil pembinaan guru.
- Relevance (kesesuaian), artinya dokumen yang ada harus sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang diharapkan. Kesesuaian ini berkaitan dengan prinsip kepuasan.
Di samping prinsip tersebut di atas, S. Supranata dan M.
Hatta (2004) menambahkan tiga prinsip, yaitu penciptaan budaya mengajar,
refleksi bersama, serta proses dan hasil.
Penilaian portofolio hanya dapat dilakukan jika pembelajarannya pun
menggunakan pendekekatan portofolio. Artinya, jika dalam pembelajaran guru
hanya menuntut peserta didik untuk menghafal pengetahuan atau fakta yang
rendah, maka penilaian portofolio akan tidak bermakna. Penilaian portofolio
akan efektif apabila pembelajarannya menuntut peserta didik untuk menunjukkan
kemampuan yang nyata dan menggambarkan pengembangan aspek pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai pada taraf yang tinggi.
Prinsip penilaian portofolio yang lain adalah memberikan
kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan refleksi bersama-sama. Peserta
didik dapat merefleksikan tentang proses berpikir mereka sendiri, kemampuan
pemahaman mereka sendiri, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Tidak
hanya itu, penilaian portofolio harus diarahkan untuk menilai proses belajar
peserta didik, seperti catatan perilaku harian, sikap dan motivasi belajar,
antusias tidaknya dalam mengikuti pembelajaran. Bukan hanya proses belajar,
akan tetapi juga meliputi hasil akhir dari suatu tugas uang diberikan guru.
D.
Contoh Penilaian Portofolio
Dalam penilaian portofolio
hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip dokumentasi portofolio antara lain
kelengkapan dan ketepatan data, ketepatan waktu, tingkat keterbacaan, praktis,
sistematis, dan relevan. Contoh format penilaian portofolio salah satunya bisa
menggunakan model skala dengan 3 kritera seperti : baik, cukup, dan kurang.
Berikut contoh format penilaian portofolio proses dan produk.
FORMAT PENILAIAN
PORTOFOLIO PROSES
Kompetensi
Dasar:
Mengoperasikan
computer berbasis Windows 2007
|
Nama : Angga Zalindra Nugraha
Tanggal : 20 November 2008
|
||
Indikator
|
PENILAIAN
|
||
1.
Melakukan
pengetikan dengan Windows 2007.
2.
Melakukan
layout naskah dengan Word 2007
3.
Mencetak
naskah yang telah dibuat.
4.
Membuat
table dan gambar.
5.
Memasukkan
gambar ke dalam file.
|
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
Dicapai
melalui:
|
Komentar
guru:
|
||
-
Batuan guru
|
|||
-
Seluruh
kelas
|
|||
-
Perorangan
|
|||
Komentar orang tua:
|
FORMAT PENILAIAN PORTOFOLIO PRODUK
No
|
Aspek-aspek Penilaian
|
Indikator
|
Skor
|
Keterangan
|
01
|
Persiapan
|
I
|
||
II
|
||||
III
|
||||
02
|
Pembuatan
|
Umum
|
||
Modifikasi
|
||||
Khusus
|
||||
03
|
Komponen
Penilaian
|
Disain
|
||
Bahan
|
||||
Kreativitas
|
||||
Orisinalitas
|
||||
Jumlah
Skor
|
||||
Nilai
|
||||
Bandung,
Guru,
……………………………………
|
Kriteria Penilaian:
Jumlah Skor: 91-100 =
Sangat Memuaskan
81-90 = Memuaskan
71-80 = Baik
61-70 = Cukup
< 60 = Kurang
E.
Penulisan Aitem atau Bahan-bahan
Penilaian Portofolio
Pada
prinsipnya, setiap tindakan belajar peserta didik harus diberikan penghargaan.
Tujuannya adalah untuk memberikan penguatan dan semangat belajar. Penghargaan
tersebut dapat berbentuk tulisan atau lisan. Semua penghargaan tersebut dapat
dijadikan bahan penilaian portofolio. Bahan penilaian portofolio bisa juga
diambil dari hasil pekerjaan peserta didik, seperti Lembar Kerja Siswa, hasil
rangkuman, gambar, klipping, hasil kerja kelompok, hasil tes, buku catatan dan
hal-hal yang meyangkut pribadi peserta didik.
Di
samping itu, bahan penilaian portofolio dapat dikelompokkan menjadi beberapa
bagian, yaitu:
1. Penghargaan yang diperoleh peserta
didik, baik tertulis maupun lisan, seperti sertifikat hasil lomba atau cacatan
guru tentang penghargaan lisan yang pernah diberikan kepada peserta didik dalam
kurun waktu tertentu.
2. Hasil pekerjaan peserta didik, seperti
Lembar Kerja Siswa (LKS), klipping, gambar, hasil ulangan, hasil kerja
kelompok, dan hasil rangkuman.
3. Catatan/ laporan dari orang tua peserta
didik atau teman sekelas.
4. Catatan pribadi peserta didik, seperti
bukti kehadiran, hasil presentasi dari tugas-tugas yang selesai dikerjakan,
catatan-catatan kejadian khusus (anecdotal
records), dan daftar kehadiran.
5. Bahan-bahan lain yang relevan, yaitu (a)
bahan yang dapat memberikan informasi tentang perkembangan yang dialami peserta
didik, dan (b) bahan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan tentang kurikulum dan pembelajaran.
6. Alat-alat audio-visual, video atau
disket.
Setelah semua bahan penilaian portofolio
dikumpulkan, kemudian disusun dan disimpan dalam sebuah dokumen. Dalam rangka
penataan sebuah dokumen, guru hendaknya memperhatikan hal-hal sebagi berikut:
Pertama,
setiap dokumen harus dibuat identitas peserta didik, seperti nama, nomor
induk, kelas, dan nama sekolah.
Kedua, untuk mempermudah pengecekan isi
dokumen, maka setiap dokumen harus dibuat daftar isi dokumen.
Ketiga,
isi dokumen harus
dimasukkan ke dalam satu map atau folder dan disusun secara sistematis sesuai
dengan kompetensi yang telah ditetapkan.
Keempat,
isi dokumen hendaknya
dikelompokkan sesuai dengan mata pelajaran dan setiap mata pelajaran diberikan
warna yang berbeda.
Kelima,
setiap isi dokumen
harus ada cacatan atau komentar dari guru dan orang tua.
Keenam,
isi dokumen hendaknya
tidak ditentukan sepihak oleh guru, tetapi harus melibatkan peserta didik
melalui proses diskusi. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik tidak hanya
dijadikan sebagai objek penilaian tetapi juga subjek penilaian.
F.
Pemberian Skor atau Penilaian Portofolio
Menurut
Anthoni J. Nitko (1996), ada enam tahap untuk menggunakan sebuah system
portofolio (six steps for crafting a
portfolio system), yaitu “mengidentifikasi tujuan dan fokus portofolio,
mengidentifikasi isi materi umum yang akan dinilai, mengidentifikasi
pengorganisasian portofolio, menggunakan portofolio dalam praktik, evaluasi
pelaksanaan portopolio, dan evaluasi portopolio secara umum”.
Tahap-tahap
penilaian portofolio yang disarankan adalah sebagai berikut.
1. Menentukan tujuan dan fokus portofolio.
Hal ini dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
a. Mengapa portofolio itu akan dilakukan?
b. Tujuan pembelajaran dan tujuan kurikulum (dalam hal ini kompetensi
dasar) apa yang yang akan dicapai?
c. Alat penilaian yang bagaimana yang tepat
untuk menilai tujuan tersebut?
d. Apakah portofolio akan difokuskan pada
hasil pekerjaan yang baik, pertumbuhan dan kemajuan belajar, atau keduanya?
e. Apakah portofolio itu akan digunakan
untuk formatif, sumatif, diagnostik atau
semuanya?
f. Siapa yang akan dilibatkan dalam
menentukan tujuan , fokus, dan pengaturan (organization)
portofolio?
2. Menentukan isi portofolio
Setelah menentukan tujuan, langkah
selanjutnya adalah menentukan isi portofolio. Dengan demikian, isi portofolio tentunya
harus sesuai dengan tujuan portofolio. Isi potofolio harus menunjukkan
kemampuan peserta didik sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Untuk itu,
semua kegiatan pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas harus selalu
diamati dan dinilai.
3. Mengembangkan criteria penilaian
Kriteria penilaian harus dirumuskan
dengan jelas, baik yang berhubungan dengan proses pembelajaran maupun hasil
belajar yang diharapkan. Kriteria penilaian sangat bergantung pada kompetensi,
cara menilai dan evidence yang dinilai.
4. Menyusun format penilaian
Sebagaimana isi dan criteria penilaian,
maka format penilaian pun harus mengacu pada tujuan. Format penilaian banyak
modelnya
5. Mengidentifikasi pengorganisasian
portofolio. Siapa yang akan terlibat dalam portofolio tersebut?
6. Menggunakan portofolio dalam praktik.
7. Menilai pelaksanaan portofolio.
8. Menilai portofolio secara umum.
BAB III
KESIMPULAN
1.
Portofolio berasal dari
dua kata yaitu port (singkatan dari report) yang berarti laporan dan folio yang berarti penuh atau lengkap.
Secara terminologi, portofolio adalah kumpulan karya yang disusun secara
lengkap dan sistematis. Penilaian portofolio pada dasarnya adalah menilai
karya-karya peserta didik berkaiatan dengan mata pelajaran tertentu. Menurut
Barton dan Collins dalam S.Supranata dan M.Hatta (2004) terdapat beberapa karakteristik
esensial penilaian portofolio, yaitu multisumber, autentik, dinamis, eksplisit,
integrasi, kepemilikan, dan beragam tujuan.
2.
Kelebihan model
penilaian portofolio adalah dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan
kemampuan peserta didik dari waktu ke waktu berdarkan feed-back dan refleksi
diri serta membantu guru melakukan penilain secara adil, objektif, transparan
dan dapat dipertanggungjawabkan tanpa mengurangi kreativitas peserta didik di
kelas, dsb. Adapun kekurangan penilaian portofolio, antara lain membutuhkan
waktu dan kerja ekstra serta dianggap kurang reliabel dengan bentuk penilaian
yang lain.
3.
Prinsip-prinsip penilaian portofolio menurut Direktorat PLP Ditjen
Dikdasmen Depdiknas meliputi mutual trust, confidentiality,
join ownership, satisfaction,
dan relevance.
4.
Penilaian
portofolio terdiri dari penilaia proses dan produk yang hendaknya memperhatikan
prinsip-prinsip dokumentasi portofolio antara lain kelengkapan dan ketepatan
data, ketepatan waktu, tingkat keterbacaan, praktis, sistematis, dan relevan.
Contoh format penilaian portofolio salah satunya bisa menggunakan model skala
dengan 3 kritera seperti : baik, cukup, dan kurang.
5.
Bahan
penilaian portofolio dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu
penghargaan yang diperoleh, hasil pekerjaan peserta didik, catatan/ laporan
dari orang tua peserta didik atau teman sekelas, catatan pribadi, bahan-bahan
lain yang relevan, dan alat-alat audio-visual, video atau disket.
6.
Tahap-tahap
penilaian portofolio yang disarankan yaitu menentukan tujuan dan fokus
portofolio, menentukan isi portofolio, mengembangkan kriteria penilaian, menyusun
format penilaian , mengidentifikasi pengorganisasian portofolio, menggunakan
portofolio dalam praktik, menilai pelaksanaan portofolio, dan menilai
portofolio secara umum.
7. Mengetahui validitas dan reabilitas
dalam penilaian portofolio.
DAFTAR REFERENSI
Arifin, Zainal. (2009).
Evaluasi Pembelajaran. Bandung:PT
Remaja Rosdakarya.
Muchlis, Masnur.
(2011). Penilaian berbasis kelas dan
kompetensi. Bandung
PT
Rafika Aditama
Sukardi. (2014). Evaluasi program pendidikan dan kepelantikan.
Jakarta:
Bumi
Aksara.
Widoyoko, Eko Putro.
(2009). Evaluasi program pembelajaran.
Yogyakarta:Pustaka
Pelajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar